Thursday 2 January 2014

Sang Serigala Dan Sang Anjing


Myth Dunia

"Kisah seekor serigala yang hanya berkulit membungkus tulang; ketika para anjing meronda dengan mata jalang."

Serigala itu bersua seekor anjing gembala tegap lagi tampan.
Gemuk, berbulu mengkilat, yang terjaga dari kelalaian.
Menyerangnya dan mengazabnya.
Tuan serigala melawan dengan perwira.
Tapi dia harus meninggalkan gelanggang,
Karena sang pagi yang menjelang,
Adalah ambang perlawanannya nan garang.

Sang serigala kemudian memulai sebuah percakapan dengan kerendahan hati. Dimana dia memuji sang Anjing, yang sehat sejahtera merawan hati.

“Engkau juga bisa mendapatkan keadaan yang serupa, Tuan. Menjadi segemuk diriku ini,” ujar sang Anjing, “Tinggalkanlah hutan, engkau bisa lihat sendiri : Penampilan engkau menyedihkan, papa, jelata, lagipula celakanya dalam keadaan hampir mati kelaparan pula. Apa penyebabnya? Karena tak ada yang pasti, makan daging sedapatnya. Dengan bertaruh nyawa. Ikutlah denganku, engkau akan mendapatkan nasib yang jauh lebih mulia.”

Sang serigala menjawab, “Apa yang harus aku lakukan?”

“Hampir tak ada,” jawab sang anjing, “Membantu berburu orang-orang yang menggenggam pentungan, meminta upah dengan menjilat majikan mereka yang tinggal di rumah gedung dengan sanjungan. Tentunya upah engkau akan sepadan dengan pengorbanan : Tulang ayam, tulang merpati, serta sejumlah belaian.”

Sang serigala telah menunjukkan minat dan rasa puas. Namun ada yang membuatnya jatuh iba. Sebentuk garis melingkar di kulit leher sang anjing yang mengelupas.

“Apa yang ada di leher engkau itu?” tanyanya.

“Bukan apa-apa,” jawab sang anjing.

“Apa?!! Bukan apa-apa katamu???”

“Bukan masalah.”

“Tapi apa?” desak sang serigala

“Kalung yang mengikatku ini mungkin menjadi sebab apa yang engkau lihat.”

“Terikat?” kata sang serigala, “Lalu engkau tak bisa lari.”

“Kemana engkau hendak pergi? Aku tak selalu diikat, tapi apa masalahnya?”

“Masalah besar. Dari semua hidangan yang engkau dapat, aku malah tak menginginkannya satupun juga. Dan aku tak mau menghargai semurah itu harta kebebasanku.”

Sang serigala kemudian pergi meninggalkan sang anjing, bahkan dengan berlari.



.: Jean de La Fontaine :.

(",)v

No comments:

Post a Comment

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”

Powered by Blogger.